Beranda | Artikel
Keutamaan Puasa Tiga Hari Setiap Bulan
Rabu, 21 Mei 2014

KEUTAMAAN PUASA TIGA HARI SETIAP BULAN

عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ

Dari dari Abu Utsmân an-Nahdi, bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Berpuasa tiga hari setiap bulan seperti berpuasa setahun penuh”’[1]

Hadits yang agung ini menunjukkan anjurkan berpuasa tiga hari setiap bulan, baik itu di awal bulan, di pertengahan, atau di akhirnya, dan boleh dilakukan tiga hari berturut-turut atau terpisah.[2]

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

  1. Pada setiap kurun waktu yang dilalui manusia, Allah Azza wa Jalla menetapkan musim-musim kebaikan, dan Dia Azza wa Jalla mensyariatkan padanya ibadah dan amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada-Nya.[3]
  2. Pahala perbuatan baik akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali[4], karena puasa tiga hari pahalanya dilipatgandakan sepuluh kali menjadi tiga puluh hari (satu bulan), maka kalau ini dikerjakan setiap bulan berarti sama dengan berpuasa satu tahun penuh.[5]
  3. Keutamaan puasa ini lebih dikuatkan dengan perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, sebagaimana yang diriwayatkan oleh istri beliau, Aisyah Radhiyallahu anha.[6]
  4. Demikian pula lebih dikuatkan dengan wasiat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada beberapa orang sahabat Radhiyallahu anhum untuk melakukan puasa ini, seperti Abu Hurairah Radhiyallahu anhu[7] dan Abu Dzar Radhiyallahu anhu.[8]
  5. Yang paling utama, puasa tiga hari ini dilakukan pada hari-hari bîdh (putih/terang)[9], yaitu tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan (Hijriyah)[10], karena Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan hal ini secara khusus dalam hadits yang shahî [11]
  6. Larangan berpuasa tiap hari sepanjang tahun (puasa dahr)[12], karena di awal hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang `Abdullâh bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu melakukan puasa dahr, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan `Abdullâh Radhiyallahu anhu untuk berpuasa tiga hari setiap bulan.
  7. Hadits ini menunjukkan agungnya kasih sayang dan nasehat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya, karena beliau membimbing mereka kepada kebaikan dan keutamaan yang mereka mampu kerjakan secara kontinyu.[13]
  8. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu. Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit”.[14]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] HR al-Bukhâri 1878 dan Muslim 1159. Ahmad, lafadz dari Imam Ahmad.
[2] Lihat keterangan Syaikh Muhammad bin Shâleh al-Utsaimîn dalam Asy Syarhul Mumti’ 3/98.
[3] Lihat keterangan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab Lathâ-iful Ma’ârif  hlm. 19-20.
[4] HR al-Bukhâri 42.
[5] Lihat kitab Asy Syarhul Mumti’ 3/97 dan Bahjatun Nâzhirîn 2/390.
[6] HR Muslim  1160.
[7] HR al-Bukhâri 1124 dan Muslim 721.
[8] HR Muslim 722.
[9] Dinamakan demikian karena pada malam harinya bersinar bulan purnama. Ibid 3/97 dan 2/389.
[10] Lihat keterangan Imam an-Nawawi dalam Riyâdhus Shâlihîn 2/389- Bahjatun Nâzhirîn.
[11] HR Abu Dâwud 2449 dan dinyatakan shahîh oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah.
[12] Lihat Bahjatun Nâzhirîn 2/390.
[13] Lihat kitab Bahjatun Nâzhirîn 2/391.
[14] HR al-Bukhâri 6099 dan Muslim  783.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3922-lanaa-amaalunaa-walakum-amaalukum.html